Jumat, 23 November 2012

PERENCANAAN DALAM PTK


Pada setiap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung secara rinci pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
  1. Identifikasi masalah, merupakan tahap pertama dalam serangkaian penelitian. Dimulai dari diagnosis situasi, apa yang sedang terjadi sekarang, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Masalah tersebut harus benar-benar terjadi di kelas, penting dan bermanfaat untuk peningkatan mutu hasil belajar, dan masalah tersebut masih dalam jangkauan kemampuan peneliti. Oleh sebab itu identifikasi masalah merupakan tahap penting dalam pelaksanaan riset. Identifikasi penyebab masalah, kemungkinan-kemungkinan penyebab munculnya masalah dapat dijabarkan melalui brainstorming, analisis penyebab munculnya masalah dapat dijelaskan dengan mudah dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut, misalnya mengembangkan instrumen angket, mewawancarai siswa, melakukan observasi.
Berikut contoh ringkasan permasalahan PTK yang mempunyai rumusan masalah: apakah metode pembelajaran konstruktivistik mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran X?
PTK ini dilakukan antara seorang peneliti yang berkolaborasi dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan melakukan diskusi berdasarkan pada keadaan yang sebenarnya di kelas, peneliti dan guru dapat merancang PTK dengan kegiatan utama sebagai berikut
  1. Merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya yang disesuaikan dengan konsep konstrutivistik, dalam hal ini isi mata pelajaran disusun dengan berbasis kontekstual yang mengacu pada: belajar berbasis masalah, pengajaran autentik, belajar berbasis inkuiri, belajar berbasis kerja, belajar berbasis proyek atau penugasan, dan belajar kooperatif.
  2. Merancang strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang menggunakan prinsip pembelajaran konstruktivistik, seperti mengaktifkan proses bertanya, penemuan, pemodelan, dan lain-lain yang dibuat dengan rinci.
  3. Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpulan data.
  1. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, yang berupa rumusan hipotesis tindakan.
Hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan penelitian tindakan kelas. Untuk menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru dapat melakukan:
  1. kajian teoritik di bidang pembelajaran, kajian hasil penelitian yang relevan
  2. Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan atau peneliti lain dan sebagainya
  3. Selain itu juga dapat melakukan kajian pendapat dan saran pakar khususnya yang dituangkan dalam bentuk program
  4. Serta merefleksikan pengalaman sendiri sebagai guru.
Dari hasil kajian tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan hipotesis tindakan adalah:
  1. Rumuskan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian
  2. Setiap alternatif tindakan perbaikan perlu dikaji ulang dan di evaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelaikan teknis secara keterlaksanaannya
  3. Pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang paling memberi peluang untuk mewujudkan hasil optimal.

Sumber: Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru

Jumat, 16 November 2012

TUJUAN DAN MANFAAT PTK


Sabtu, 17 November 2012
  1. TUJUAN PTK
Tujuan PTK antara lain:
  1. Untuk perbaikan dan peningkatan praktek pembelajaran
  2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas
  3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
  4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable)
Pendapat dari Mc Niff menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan yang harus dimaknai dalam konteks proses belajar khususnya, implementasi program sekolah umumnya, dengan sudut tinjauan yang lebih dititikberatkan pada sisi pengembangan staf. Borg menyebutkan secara eksplisit bahwa tujuan utama PTK ialah pengembangan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi di kelasnya.
  1. MANFAAT PTK
Dengan tumbuhnya budaya meneliti yang merupakan dampak dari pelaksanaan tindakan secara berkesinambungan, maka manfaat yang dapat diperoleh yaitu:
  1. Inovasi pembelajaran
Guru diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri. Sikap mandiri akan memicu lahirnya percaya diri untuk mencoba hal-hal baru yang diduga dapat menuju perbaikan sistem pembelajaran. Sikap ingin selalu mencoba akan memicu peningkatan kinerja dan profesionalisme seorang guru secara berkesinambungan.
  1. Peningkatan profesionalisme guru
Guru yang profesional akan memahami apa yang terjadi di kelas, melakukan perubahan untuk meningkatkan perbaikan pembelajaran, sehingga akan melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya.


Sumber : Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru

PRINSIP-PRINSIP PTK

Jum'at, 16 November 2012
Menurut Hopkins ada enam prinsip dalam penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu:
a.       PTK tidak mengganggu kegiatan guru mengajar di kelas. Pekerjaan utama seorang guru adalah mengajar, sehingga dalam melakukan penelitian tindakan kelas seyogyanya tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai pengajar. Ada tiga kunci utama yang harus diperhatikan, pertama guru harus menggunakan berbagai pertimbangan serta tanggung jawab profesionalnya dalam menemukan jalan keluar jika pada awal penelitian didapatkan hasil yang kurang maksimal. Kedua interaksi siklus yang terjadi harus mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan. Ketiga, acuan pelaksanaan tiap siklus harus berdasarkan pada tahap perancangan bukan pada kejenuhan informasi.
b.      Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Dengan kata lain, sejauh mungkin harus menggunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru sementara ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh.
c.       Metode yang digunakan harus bersifat andal (reliabel), sehingga guru dapat mengidentifikasikan serta merumuskan hipotesis dengan penuh keyakinan. Pada dasarnya, penelitian ini memperbolehkan “kelonggaran-kelonggaran” namun penerapan asas-asas dasar telaah taat kaidah tetap harus diperhatikan.
d.      Peneliti adalah guru dan untuk kepentingan guru yang bersangkutan. Jadi masalah penelitian diusahakan berupa masalah yang merisaukan dan bertitik tolak dari tanggung jawab profesionalnya, hal ini bertujuan agar guru tersebut memiliki komitmen terhadap pengembangan profesinya.
e.       Konsisten dengan prosedur dan etika. Dalam penyelenggaraan penelitian tindakan kelas, guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Prakarsa penelitian harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan kepada rekan-rekan serta dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
f.        Menggunakan wawasan yang lebih luas daripada perspektif kelas. Meskipun kelas merupakan cakupan tanggung jawab seorang guru, namun dalam pelaksanaan penelitian sejauh mungkin harus menggunakan wawasan yang lebih luas dari tindakan perspektif, tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas atau pelajaran tertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan.

Sumber: Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 

Jumat, 02 November 2012

KARAKTERISTIK PTK

PTK pada dasarnya ditujukan untuk perbaikan proses belajar mengajar. Proses ini dilakukan oleh guru dan diaplikasikan langsung dalam kelas. Maka dari itu PTK memiliki karakteristik tersendiri, sebagaimana yang diungkapkan oleh Priyono, beliau memberikan enam karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu:
  1. On The Job Oriented
Dalam PTK masalah yang diteliti ialah masalah riil yang muncul dari dunia kerja peneliti yang ada dalam tanggung jawab peneliti. Ini berarti masalah yang diteliti adalah masalah-masalah nyata yang dihadapi sehari-hari. Sebagai contoh, classroom based action research adalah jenis penelitian oleh guru yang berfokus pada masalah-masalah yang ada di kelas. Ciri penelitian ini adalah penggunaan pendekatan interpretivisme, yaitu orang paling tahu masalah-masalah kelas adalah guru itu sendiri, bukan orang lain.
  1. Problem Solving Oriented
PTK berorientasi pada pemecahan masalah. Penelitian ini bertujuan memecahkan masalah dalam proses belajar mengajar, sehingga di dapat solusi langsung atau cepat atas permasalahan proses belajar mengajar.
  1. Improvement Oriented
PTK berorientasi pada peningkatan kualitas. Dalam PTK diharapkan adanya suatu perubahan kearah yang lebih baik antara sebelum dilakukan penelitian dengan sesudah diadakannya penelitian.
  1. Multiple Data Collection
Untuk memenuhi prinsip critical approaches (kebenaran itu subyektif), maka digunakan berbagai cara pengumpulan data seperti observasi, tes, wawancara, questioner, dan sebagainya. Semua cara ini difokuskan untuk mendapatkan validasi hasil riset, mengingat kebenaran itu disamping subyektif juga problematik. Dengan penerapan semua cara kolektif data tersebut, apa yang sebenarnya disebut kebenaran dapat lebih diungkap.
  1. Cyclic (Siklus)
Konsep tindakan dalam PTK diterapkan melalui urutan-urutan planning, observing, action, dan reflecting yang dilakukan secara siklus (putaran berulang-ulang). Urutan tindakan ini pada hakikatnya menggambarkan pemikiran kritis dan reflektif terhadap efektivitas kepemimpinan atas tindakan. Dampak suatu tindakan tersebut selalu diikuti secara kritis dan reflektif.
  1. Participatory
Peneliti bekerjasama dengan orang lain (ahli) dalam melakukan setiap langkah penelitian. Ciri ini dipengaruhi oleh prinsip cricalisme, yaitu kebenaran/realita itu problematik sehingga pendekatan terhadap masalah harus participatory untuk meningkatkan pengamatan. Kolaborasi antara guru dengan ahli dimulai ketika kegiatan mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan, dan analisis. Sedangkan dalam pelaksanaan tindakan dan pengamatan, kolaborasi bisa dilakukan dengan selain ahli, tetapi bisa dilakukan dengan teman sejawat atau kepala sekolah.

Sumber: Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru