Munculnya penelitian tindakan kelas
dilatarbelakangi oleh banyaknya penelitian pendidikan yang dilakukan oleh para
peneliti yang tidak berhubungan langsung dengan subyek pendidikan. Hasilnya
berdampak pada kebijakan yang kebanyakan berlaku umum, namun acapkali tidak
secara langsung sesuai dengan kebutuhan pada setiap interaksi belajar mengajar
yang sifatnya khas dan setempat. Disamping itu hasil penelitian yang dilakukan
peneliti pada umumnya tidak langsung diterapkan di lapangan.
Penelitian tindakan kelas saat ini berkembang
dengan pesat di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika, dan Kanada. Jenis
penelitian ini dapat menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih
berdampak langsung dalam bentuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru
dalam mengelola proses belajar mengajar di kelas atau mengimplementasikan
berbagi program di sekolahnya dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Dengan demikian melalui
penelitian tindakan kelas, guru atau pendidik langsung memperoleh teori yang
dibangunnya sendiri, bukan diberikan oleh pihak lain, maka guru dapat menjadi “The
Theorizing Practitioner”.
Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian
pembelajaran dengan konteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan
hasil pembelajaran serta mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi
peningkatan hasil dan mutu pembelajaran. Berdasarkan jumlah, sifat, dan
perilaku pesertanya PTK dapat berbentuk individual dan kolaboratif. Dalam PTK
individual seorang guru seorang guru melaksanakan penelitian di kelasnya
sendiri atau kelas orang lain, sedangkan dalam
PTK kolaboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan
penelitian di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan
antar kelas.
Sebagai suatu penelitian kelas, PTK dapat
menjelaskan hasil assessment, menggambarkan setting kelas secara
periodik, dan mengenali adanya kesulitan dalam proses belajar mengajar, baik
dari segi pengajar, pelajar, maupun interaksi komponen-komponen pembelajaran
(bahan ajar, media, pendekatan, metode, strategi).
Banyak manfaat yang diperoleh dalam mengadakan
PTK. Pertama, kita tidak lagi cukup dianggap sekedar penerima pembaruan
yang telah tuntas dikembangkan, melainkan ikut terlibat dalam situasi kelas. Kedua,
hasil penelitian dapat dijadikan sebagai perbaikan praksis yang meliputi
penanggulangan berbagai permasalahan belajar yang dialami siswa. Ketiga, hasil
penelitian yang kemudian dikemas menjadi sebuah laporan penelitian dan
memudahkan kita dalam upaya meningkatkan kenaikan jabatan dan golongan dalam
kepegawaian. Keempat, penelitian yang diadakan berdasarkan “pesanan”,
misalnya ajakan untuk berkolaborasi dari instansi atau lembaga tertentu dan
mengiming-imingi imbalan bagi guru yang berhasil mengadakan penelitian dengan
sangat baik, menghasilkan kepuasan tersendiri bagi peneliti.
Sumber: Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru