Pada
setiap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan
berlangsung secara rinci pada tahapan perencanaan terdiri dari
kegiatan sebagai berikut:
- Identifikasi masalah, merupakan tahap pertama dalam serangkaian penelitian. Dimulai dari diagnosis situasi, apa yang sedang terjadi sekarang, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Masalah tersebut harus benar-benar terjadi di kelas, penting dan bermanfaat untuk peningkatan mutu hasil belajar, dan masalah tersebut masih dalam jangkauan kemampuan peneliti. Oleh sebab itu identifikasi masalah merupakan tahap penting dalam pelaksanaan riset. Identifikasi penyebab masalah, kemungkinan-kemungkinan penyebab munculnya masalah dapat dijabarkan melalui brainstorming, analisis penyebab munculnya masalah dapat dijelaskan dengan mudah dengan memahami berbagai kemungkinan penyebab masalah tersebut, misalnya mengembangkan instrumen angket, mewawancarai siswa, melakukan observasi.
Berikut
contoh ringkasan permasalahan PTK yang mempunyai rumusan masalah:
apakah metode pembelajaran
konstruktivistik mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran X?
PTK
ini dilakukan antara seorang peneliti yang berkolaborasi dengan guru
mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan melakukan diskusi
berdasarkan pada keadaan yang sebenarnya di kelas, peneliti dan guru
dapat merancang PTK dengan kegiatan utama sebagai berikut
- Merancang bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya yang disesuaikan dengan konsep konstrutivistik, dalam hal ini isi mata pelajaran disusun dengan berbasis kontekstual yang mengacu pada: belajar berbasis masalah, pengajaran autentik, belajar berbasis inkuiri, belajar berbasis kerja, belajar berbasis proyek atau penugasan, dan belajar kooperatif.
- Merancang strategi dan skenario penerapan pembelajaran yang menggunakan prinsip pembelajaran konstruktivistik, seperti mengaktifkan proses bertanya, penemuan, pemodelan, dan lain-lain yang dibuat dengan rinci.
- Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpulan data.
- Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, yang berupa rumusan hipotesis tindakan.
Hipotesis
tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah
yang ingin diatasi dengan penyelenggaraan penelitian tindakan kelas.
Untuk menyusun hipotesis tindakan dengan tepat, guru dapat melakukan:
- kajian teoritik di bidang pembelajaran, kajian hasil penelitian yang relevan
- Diskusi dengan rekan sejawat, pakar pendidikan atau peneliti lain dan sebagainya
- Selain itu juga dapat melakukan kajian pendapat dan saran pakar khususnya yang dituangkan dalam bentuk program
- Serta merefleksikan pengalaman sendiri sebagai guru.
Dari
hasil kajian tersebut, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
merumuskan hipotesis tindakan adalah:
- Rumuskan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian
- Setiap alternatif tindakan perbaikan perlu dikaji ulang dan di evaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan, kelaikan teknis secara keterlaksanaannya
- Pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang paling memberi peluang untuk mewujudkan hasil optimal.
Sumber: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru
0 komentar:
Posting Komentar